Kota Sabang terletak di ujung barat Indonesia, tepatnya di pulau Weh. Wilayah itu luas 156,3 kilometer persegi dengan puncak tertinggi 617 meter di atas permukaan air laut. Karena terletak di Pulau Weh banyak orang yang menyebut Pulau Weh sebagai Pulau Sabang. Pulau Weh sendiri merupakan pulau utama dan terbesar yang terpisahkan dari daratan Aceh oleh Selat Benggala.
Sabang terdiri dari lima pulau besar dan kecil, yakni Pulau Weh sebagai pulau terbesar, Pulau Rubiah, Pulau Klah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo. Jumlah penduduknya sekitar 26.000 jiwa. Sabang terbagi ke dalam dua kecamatan dan 72 desa.
Topografinya meliputi dataran rendah, tanah bergelombang, berbukit dan bergunung, serta batu-batuan di sepanjang pantai. Selain keindahan alamnya, Sabang memang terkenal dengan satwanya yang mendunia yakni burung murai batu. Ya, muai batu Sabang sangat indah eksotik. Katuranggan yang bagus, bodi yang proporsional dan suara yang menggelegar ditambah keanggunan ketika bernyanyi. Tak ayal, murai balak sabang banyak diburu oleh penghobi burung di Indonesia. Harganya pun mencapai puluhan juta dan sudah sangat langkah.
Saya pernah menawar harga bakalan muda hutan, mencapai Rp 10 juta dengan panjang ekor 20 cm. Memang mahal, karena sulit mencarinya dan menjadi buruan kolektor. Katuranggan murai batu sabang memang komplit. Postur besar, daun ekor lebar dengan kepala yang papak. Kakinya pun terlihat kokoh dengan leher jenjang. Yang paling gampang dikenali dari murai batu sabang adalah pola ekornya yang eksotik. Kenapa saya menyebutnya eksotik? Karena memang paduan warna putih dan merahnya memiliki nilai keindahan. Murai batu sabang original memang kebanyakan adalah balak enam dengan pola ekor putih menempel seperti titik air. Ada yang seperti lambang cinta dan kuku manusia. Semakin keujung, titik itu semakin mengecil. Sedangkan, untuk gaya tarungnya cenderung ngetem dan berdiri pada dua kakinya jarang mau berpindah.Terkadang, karena saking ngototnya sampai hormat dengan para juri ketika bertarung dengan volume Kristal bening yang ada tonjolan dan besetan.
Topografinya meliputi dataran rendah, tanah bergelombang, berbukit dan bergunung, serta batu-batuan di sepanjang pantai. Selain keindahan alamnya, Sabang memang terkenal dengan satwanya yang mendunia yakni burung murai batu. Ya, muai batu Sabang sangat indah eksotik. Katuranggan yang bagus, bodi yang proporsional dan suara yang menggelegar ditambah keanggunan ketika bernyanyi. Tak ayal, murai balak sabang banyak diburu oleh penghobi burung di Indonesia. Harganya pun mencapai puluhan juta dan sudah sangat langkah.
Saya pernah menawar harga bakalan muda hutan, mencapai Rp 10 juta dengan panjang ekor 20 cm. Memang mahal, karena sulit mencarinya dan menjadi buruan kolektor. Katuranggan murai batu sabang memang komplit. Postur besar, daun ekor lebar dengan kepala yang papak. Kakinya pun terlihat kokoh dengan leher jenjang. Yang paling gampang dikenali dari murai batu sabang adalah pola ekornya yang eksotik. Kenapa saya menyebutnya eksotik? Karena memang paduan warna putih dan merahnya memiliki nilai keindahan. Murai batu sabang original memang kebanyakan adalah balak enam dengan pola ekor putih menempel seperti titik air. Ada yang seperti lambang cinta dan kuku manusia. Semakin keujung, titik itu semakin mengecil. Sedangkan, untuk gaya tarungnya cenderung ngetem dan berdiri pada dua kakinya jarang mau berpindah.Terkadang, karena saking ngototnya sampai hormat dengan para juri ketika bertarung dengan volume Kristal bening yang ada tonjolan dan besetan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIndahnya Murai Batu Sabang
BalasHapusKalau ada yg punya mb balak Sabang Original bs wa ke 085859044962
BalasHapus